Namun, dugaan ini dibantah oleh Banbang, Kepala Desa Titisan. Dalam pernyataannya kepada BanyakBerita.com, Banbang menegaskan bahwa keretakan jalan bukan disebabkan oleh buruknya mutu pengerjaan. Menurutnya, masalah ini lebih disebabkan oleh kurangnya kesadaran masyarakat dalam menggunakan jalan sebelum waktunya.
"Jalan tersebut merupakan akses penting menuju perkampungan dan perusahaan ayam di atas bukit. Banyak kendaraan yang sudah melewati jalan tersebut sebelum beton sepenuhnya mengeras. Hal ini kemungkinan besar yang menyebabkan keretakan," ungkap Banbang.
Menurutnya, penggunaan jalan yang belum sepenuhnya siap oleh mobil yang melintas dari dua arah, khususnya kendaraan berat, menjadi faktor utama penyebab keretakan.
Pembangunan jalan ini didanai oleh anggaran Dana Desa Tahun 2024 dengan total biaya sebesar Rp 155.365.000. Meski demikian, kejadian ini menimbulkan tanda tanya mengenai efektivitas pengawasan serta disiplin penggunaan jalan setelah rehabilitasi dilakukan.
Pemerintah Desa Titisan bersama pihak terkait diharapkan segera mencari solusi untuk memperbaiki jalan tersebut dan melakukan sosialisasi kepada warga agar lebih berhati-hati dalam menggunakan fasilitas publik demi menjaga keberlanjutan infrastruktur yang telah dibangun.
Indra/dani



0 Komentar
Berkomentar dengan bijak, demi menghargai pembuat konten diatas!